Kamis, 21 Agustus 2008

Kosong

Ada orang yang mendambakan perubahan - semakin dratis semakin baik - oleh karena tidak tahan lagi pontang-panting dan terbanting -banting dalam hidup yang penuh gejolak. Setelah pelayaran yang panjang melawan topan, menikmati pantai yang tenang alangkah melegakan. What a change! “Nyata benar bedanya!”
Kerinduan akan perubahan -dan petobatan- paling sulit kita jumpai pada orang-orang yang hidupnya serba “adem” dan “ayem”. Setiap perubahan dituding sebagai mengganggu! “Lha wong begini saja sudah kepenak, kok Mas. Sampeyan itu mau cari apa lagi, to?”
Tuhan Yesus pernah berbicara tentang kehidupan yang seperti itu. kehidupan yang tenang, nyaris tanpa riak, apalagi gejolak. Bagaikan rumah yang “kosong, bersih tersapu dan rapih teratur” (Matius 12: 44).
Indahkah? Ya! Tetapi sekaligus sangat rentan terhadap bahaya. Roh jahat amat menyenangi hati yang kosong seperti itu! Padahal -astaga! - hidup orang-orang modern pada umumnya adalah seperti itu. Tidak percaya ini, tidak percaya itu. Bersih tersapu. Rapi teralur. Tetapi kosong.
Itu tidak berarti bahwa dunia modern ini tidak berisi apa-apa! Sebaliknya! Lihatlah di pusat-pusat perbelanjaan! 1001 macam manusia dan 1001 macam benda terpajang meriah.
Tetapi sunyi! Hatinya kosong! Persis seperti judul sebuah novel “The lonly Crowd”. Orang berdesak-desakan. 1001 macam bunyi dan suara bersaing adu keras. Tetapi hati manusia sepi. Sesepi kuburan.
Karena itu, orang-orang modern membutuhkan pertobatan. Artinya, memerlukan hidup yang sama sekali baru. Untuk mengalami hidup yang sebenarnya. Jangan biarkan hidup Anda kosong terlalu lama! Undang Yesus berdiam didalamnya! Atau, kalau tidak, roh-roh jahat memanfaatkannya! Pasti!

Tidak ada komentar: